Tesla Menghadapi Penangguhan Bisnis di California Karena Pemasaran ‘Autopilot’

18

Seorang hakim California telah memutuskan melawan Tesla, menangguhkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan bisnis di negara bagian tersebut selama 30 hari karena apa yang dianggap pengadilan sebagai praktik pemasaran yang menipu seputar sistem “Autopilot” dan “Kemampuan Mengemudi Mandiri Penuh” (FSD). Keputusan tersebut, yang berlaku efektif tanggal 15 Januari, menuntut Tesla untuk berhenti menggunakan ketentuan-ketentuan ini atau secara mendasar meningkatkan teknologinya untuk membenarkan ketentuan-ketentuan tersebut.

Inti Sengketa

Departemen Kendaraan Bermotor California (DMV) mengajukan keluhan dengan alasan bahwa “Autopilot” dan “FSD” salah menggambarkan tingkat otonomi sebenarnya yang diberikan oleh fitur bantuan pengemudi Tesla. Menurut Tingkat Otomasi Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), sistem Tesla saat ini diberi peringkat Level 2 – yang berarti memerlukan perhatian penuh pengemudi – sedangkan namanya menyiratkan Level 3 atau lebih tinggi (otomatisasi bersyarat, atau otonom penuh).

Hakim, Juliet E. Cox, menjunjung tinggi kewenangan DMV untuk mengatur iklan kendaraan, dengan menyatakan bahwa kerugian konsumen bukanlah prasyarat untuk penegakan hukum. Tesla telah secara terbuka menyatakan niatnya untuk menentang perintah tersebut, sebuah tindakan yang dapat mengakibatkan hukuman lebih lanjut jika tidak ditangani dalam waktu 60 hari.

Konteks dan Implikasi yang Lebih Luas

Kasus ini tidak terisolasi. Hal ini mengikuti tren peningkatan pengawasan hukum terhadap sistem Autopilot Tesla, terutama setelah putusan bulan Juli di Florida di mana perusahaan tersebut diperintahkan untuk membayar ganti rugi lebih dari $240 juta menyusul kecelakaan fatal yang melibatkan Autopilot. Ini adalah kasus pertama pengadilan yang memutuskan Tesla setidaknya bertanggung jawab sebagian atas kecelakaan yang disebabkan oleh teknologi tersebut.

Mengapa hal ini penting: Perdebatan mengenai konvensi penamaan kendaraan otonom menyoroti sebuah isu penting. Pemasaran yang menyesatkan dapat mengikis kepercayaan masyarakat, terutama jika menyangkut keselamatan. Batasan antara bantuan pengemudi dan otonomi penuh masih kabur, dan konsumen mungkin melebih-lebihkan kemampuan kendaraan jika merek menyatakan sebaliknya.

Tanggapan Tesla dan Pandangan Masa Depan

Tesla, yang tampaknya tidak terpengaruh, baru-baru ini mem-posting ulang video yang menampilkan “robotaxi” Tesla tanpa pengemudi di Austin, Texas, dengan judul “Hanya mengatakan.” Langkah ini dipandang oleh banyak orang sebagai tantangan langsung terhadap otoritas pengadilan.

Meskipun ada perselisihan hukum, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sistem bantuan pengemudi yang canggih, meski dengan keterbatasannya, dapat berkontribusi terhadap keselamatan jalan raya secara keseluruhan. Namun, dampak jangka panjang dari teknologi ini terhadap kecelakaan dan tanggung jawab masih terus berkembang.

Keputusan California ini menggarisbawahi meningkatnya ketegangan antara visi ambisius Tesla untuk mengemudi otonom dan kebutuhan akan representasi konsumen yang akurat. Jika Tesla terus menolak, hal ini berisiko menimbulkan konflik hukum lebih lanjut dan potensi pembatasan pasar di luar California.